Allah Yang Maha Mengetahui menjelaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang di berikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
(QS. 57. Al-Hadiid : 22-23)
Melalui ayat ini di jelaskan bahawa tidak ada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan pada diri setiap manusia melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Allah menciptakan bumi, manusia dan makhluk hidup lainnya. Allah mengambarkan takdir-Nya yang telah ditetapkan berkaitan dengan ciptaan-Nya, sebelum ciptaan tersebut diciptakan-Nya. dan semua perbendaharaan pengetahuan Allah ada di dalam sebuah kitab iaitu Lauhul Mahfuzh, sebagaimana firman-Nya :
Musa menjawap : “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak pula lupa;
(QS. 20. Thaahaa : 52)
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya dari Abdullah bin Amr bin Ash yang mengatakan, ” Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ” Allah telah menetapkan takdir makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak 50,000 tahun. Dan Ars-Nya di atas air.”
Diriwayatkan Abu Dawud dari Abu Hafshah Al-Syami, bahawa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena), lalu dikatakan kepadanya, ‘Tulislah’. Ia menjawap, ‘Ya Tuhanku, apa yang harus aku tulis?’ Dia menjawab, ‘Tulislah takdir segala sesuatu sampai hari kiamat tiba”.
Dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits tersebut, dapat di fahami bahawa Allah Maha Mengetahui dan pengetahuan Allah tentang segala sesuatu sebelum tercipta dengan catatannya yang sesuai dengan suatu peristiwa yang akan terjadi di saat peristiwa tersebut terjadi, adalah mudah bagi Allah, kerana Allah mengetahui apa yang telah, sedang berlangsung dan akan terjadi. Ia Maha Mengetahui segalanya. Pengetahuan-Nya meliputi sebelum segala sesuatu ada hingga Hari Akhir.
Sebelum Allah menciptakan manusia dan alam semesta, Allah lebih dulu menetapkan takdir makhluknya dengan memerintahkan qalam (pena) untuk menuliskan segala sesuatu yang ada di dunia sampai hari kiamat. Allah Yang Maha Mengetahui berfirman :
Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, (QS.68. Al Qalam :1)
Segala sesuatu mengenai takdir manusia, penciptaan makhluk hidup lainnya, bumi, langit dan seluruh alam semesta beserta isinya, telah tertulis di dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Kitab tersebut merupakan perbendaharaan pengetahuan Allah dan berada di sisi-Nya. Dengan kebijaksanaan-Nya, Allah memberikan kesempatan bagi manusia untuk belajar dan memahami sedikit sekali dari pengetahuan-Nya yang ada di Lauhul Mahfuzh, dengan menurunkan kitab Taurat, zabur, Injil bagi umat-umat sebelumnya, dan terakhir Allah menurunkan kitab Suci Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya :
Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (QS. 2. Al Baqarah : 255)
Di dalam Al-Qur’an, Allah memberikan kesempatan manusia untuk mempelajari sedikit sekali dari pengetahuan-Nya yang tertulis dalam Lauhul Mahfuzh dan Allah Yang Maha Bijaksana juga mengajarkan manusia untuk memahami takdir melalui kitab suci Al-Qur’an.
Dalam konteks takdir manusia, Ia Yang Maha Kuasa telah menuliskan takdir manusia. Pengetahuan-Nya menjangkau sebelum manusia diciptakan, ketika masih di dalam kandungan hingga lahir, belajar berjalan, menginjak dewasa hingga kematiannya. Semuannya berada dalam pengetahuan Allah. Bahkan ketika manusia mengambil pilihan-pilihan dalam hidupnya. Semuanya diketahui Allah, apakah seorang manusia akan menempuh jalan yang lurus atau jalan yang sesat berikut hasil yang akan di perolehnya, kerana semua ukuran dari keberhasilan dan kegagalan tersebut telah ditetapkan Allah di dalam Lauhul Mahfuzh sebelum Ia menciptakan hamba-Nya. Allah Yang Maha Mengetahui berfirman :
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat. Dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya esok. Dan tiada seorangpun yang dapatmengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. 31. Luqman : 34)
Ia mengetahui apa yang tersembunyi di dalam setiap hati manusia, perilaku batiniah yang menyimpang ataupun yang benar, semuanya di ketahui Allah. Ia mengetahui isi hati setiap manusia, apa saja yang disembunyikan dan apa yang diusahakan setiap manusia serta apa saja yang akan diperoleh dari setiap usaha tersebut.
Dengan Kebijaksanaan-Nya, Allah mengajarkan manusia bahawa Ia memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidupnya, apakah akan menempuh jalan yang benar atau jalan yang sesat. Dan ia telah menyiapkan semua jalan pilihan tersebut berikut pembalasannya yang kadar (ukurannya) telah pula tertulis di dalam Lauhul mahfuzh. Allah telah menetapkan ukuran hisabnya, tetapi Allah Yang Maha Adil memberikan kebebasan bagi setiap manusia di dunia untuk menentukan sendiri pilihannya.
Allah Yang Maha Bijaksana juga memberi kesempatan bagi manusia untuk lebih mengenal dan memahami Allah melalui berbagai surat, kisah-kisah dan perumpamaan yang ada dalam Al-Quran. Di dalam berbagai kisah dan perumpamaan terkandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupan manusia. Pada kisah nabi Adam as. dan pembangkangan iblis di surat Al Baqarah, Al A’Raaf, al Kahfi, Shaad, Thaahaa terdapat hikmah dari sebuah ketidakpatuhan seorang manusia kepada Sang Pencipta yang mengakibatkan ia diturunkan dari syurga ke bumi. Allah telah memperingatkan Adam as. :
Dan sesungguhnya telah kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemahuan yang kuat. Maka Kami berkata: ”Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari Syurga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka, (QS. 20. Thaahaa : 115,117)
Orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merosak perjanjian. (QS. 13. Ar Ra’ad : 20)
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. 13. Ar Ra’ad : 31)
Ada banyak hikmah yang terjalin dalam kisah adam as di berbagai surat dengan surat lainnya dalam Al-Qur’an. Kaitan antara kisah Adam as dengan surah Ar Ra’ad adalah akan berbeza hasil atau cerita akhirnya jika Adam as tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan Allah di syurga, kerana Allah adalah Tuhan yang selalu menepati apa yang dijanjikan-Nya dengan memberikan keleluasaan bagi Adam dan Hawa untuk bertempat tinggal di syurga selama tidak mendekati dan menyentuh suatu pohon yang di larang. Akan tetapi……….., bagaimanapun juga Adam as. telah mengambil pilihannya memakan buah dari suatu pohon yang dilarang berikut akibatnya iaitu turun ke bumi. Berlaku hukum sebab akibat yang dijelaskan Allah dalam surat Ar Ra’ad.
Hikmah lain dari kisah Adam as dalam surat Al Baqarah dengan surat Al Hadiid, surat Luqman, surat Asy Syams dan surat Ar Ra’ad adalah tersirat ada dua pilihan dengan dua akibatnya yang berbeza. Kepatuhan Adam as pada petunjuk Allah mengakibatkan ia bertempat tinggal di syurga. Sebaliknya, ketidakpatuhan Adam as mengakibatkan ia turun ke bumi. Pilihan Adam as yang mengakibatkan ia turun ke bumi sejalan dengan pengetahuan Allah :
”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. (QS. 2. Al Baqarah : 30)
Allah telah memberikan dua pilihan kepada Adam as. dan Allah telah mengetahui Adam as. akan memilih tidak patuh kerana lalai pada peringatan Allah yang mengakibatkan ia turun ke bumi dan akan menjalani ketetapan-Nya sebagai Khalifah di muka bumi jauh sebelum Adam as diciptakan Allah, kerana Allah adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui. Pengetahuan-Nya menjangkau pilihan-pilihan yang akan diambil setiap manusia jauh sebelum manusia itu diciptakan-Nya. Dan……semua itu adalah mudah bagi Allah sebagaimana firman-Nya :
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. 57. Al Hadiid :22)
Lauhul Mahfuzh merupakan sebuah kitab perbendaharaan pengetahuan Allah yang tidak terhingga. Kitab tersebut berada disisi Allah di atas Arsy. Dalam konteks takdir, metafora kitab tersebut berisi dua buah buku bagi setiap manusia. Sebuah buku putih berisi peta perjalanan setiap manusia berikut berbagai peristiwa yang menyertainya dengan ukuran pembalasan yang baik sesuai kehendak-Nya. Sebuah buku hitam berisi peta perjalanan setiap manusia berikut berbagai peristiwa yang menyertainya dengan ukuran hisab yang buruk sesuai kehendak-Nya.
Didalam setiap buku tertulis lembaran-lembaran peristiwa yang akan terjadi, seperti sebuah skenario yang akan dijalankan. Setiap manusia terikat pada ukuran kadar pembalasannya, tapi setiap manusia juga diberi kebebasan untuk memilih skenario cerita hidupnya. Ia bebas mengambil buku yang mana dari kedua buku tersebut.
Allah Yang Maha Mengetahui dengan pengetahuannya yang tak terhingga, menjangkau sebelum manusia diciptakan hingga hari Akhir, mengetahui yang ada di bumi dan di langit, yang tersembunyi dan yang terlihat, yang belum terjadi dan yang akan terjadi, menjangkau apapun yang ada di dalam stiap hati manusia dan mengetahui buku mana yang akan dipilih setiap manusia jauh sebelum ia lahir. Dengan kekuasaan-Nya, Ia mengetahui pilihan-pilihan yang akan di ambil manusia di kemudian hari dan menuliskannya dengan perantara malaikat saat seorang manusia masih berusia empat bulan dalam kandungan ibunya. Saat itu, seorang manusia belum menentukan pilihannya, tetapi Allah telah mengetahui apa yang akan dipilihnya, buku mana yang akan diambilnya, seberapa besar jumlah rezeki yang akan diperolehnya, umur dan akhir dari jalan pilihan yang akan diambilnya di kemudian hari, kerana…………Allah adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui sebagaimana firman-Nya di dalam surat Luqman ayat 34.
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
”Penciptaan setiap kamu dikumpulkan dalam empat puluh hari : dan dia menjadi alaqah dan kemudian mudghah untuk waktu yang sama. Malaikat dikirim kepadanya dan malaikat mencatat empat hal : mata pencariannya, umurnya, kelakuannya, dan apakah dia akan susah atau senang. Kemudian ruh ditiupkan kepadanya.” (HR Muslim)
(bersambung : Takdir ; Bahagian Ketiga : Makhluk-makhluk Allah)
Leave a Reply