Rasulullah S.A.W bersabda: Siapa yang membaca tiap-tiap hari 100 kali (seratus kali)
Laa Ilaaha Illallaah Al Malikul Haqqul Mu Biinu Muhammadur Rasulullaahi shaa Diqul Wa’dil Amiini.
Ertinya:
“Tiada Tuhan selain Allah Tuhan yang Haq serta Nyata Muhammad adalah Utusan Allah yang menjadi janji serta dapat di percaya”
Maka Allah mempermudahkan Rizqinya serta menghilangkan susahnya, kepahitannya dan kemiskinannya.
Demikian juga akan di bukakan oleh Allah semua pintu Surga, diselamatkan dari Fitnah Qubur, dilunakkan hatinya, sehingga memiliki watak yang sopan santun. Dan Allah menjadikan tiap-tiap satu kalimat, malaikat yang membaca tasbih serta memintakan ampunan bagi orang yang membacanya. Demikianlah keterangan yang terdapat di dalam Kitab Syamsul MA’ARIF.
Akhirnya setelah sekian lama barulah ada sesuatu yg baru. Kalau tidak asyik ulang baca yang lama je.
Subhanallah murah sekali syurganya Allah dengan membaca kalimat tersebut bisa menjamin kesulitan dan masuk syurga, sangat bertentangan sekali dengan ayat 2 surat Al`ankabuut, Kau ku uji imanmu hingga darahmu mengalir, untuk mengetahui benar tidaknya imanmu, disinilah lemahnya umat Islam hingga hilangnya ruhul jihadnya dalam memberantas keji dan munkar dalam dirinya, wirid diperbanyak perbuatan amal sholehnya dilupakan, mungkinkah jalan syurga akan mudah dimasuki.
– Laa ilaaha illaallaahu = tiada Tuhan selain Allah, artinya seorang beriman menyatakan diri berjanji tidak mempertuhankan dunia dan seisinya ( min syarri maa khlaqo), kalimat ini sama saja kita sedang bersyahadat, memurnikan (haniifa) jika diselewengkan mencari dunia hilanglah syahadatnya18
– AlMalikul Haqqul mubiina= Haq Allah seluruhnya berada ditangannya sangat nyata, artinya jika memohon Haq Allah hanyalah kekayaan duniawi maka akan jauh dari Allah hal ini diperingatkan Allah dalam surat ai israa.18, neraka jahannam karena mengharapkan usaha dunia saja dengan bacaan tyersebut
– Muhammadur Rasuulullah, ash shaadiqul amiina, artinya ikulah Muhammad Rasulullah dengan akhlaq mulianya, benar dalam berbuat, jujur dalam memegang amanah Allah, tidak kikir dalam berbuat kebajikan, dan mampu memelihara kesucian dirinya atau bersifat fathonah.
berhati-hatilah dalam membaca kalimat tersebut, biasanya orang-orang bila sudah diberikan kekayaan banyak yang lupa dan lalai kepada Allah alias kikir, bisa jadi seperti Tsa`labah jadinya orang miskin dizaman nabi menjadi kaya melupakan Allah yang berujung kecelakaan pada dirinya menjadi bahan api neraka,
Kebanyakan manusia beragama kok yang diharepin hanyalah kekayaan dunia, bukan kekayaan iman, yaitu ketika hidup dalam kesulitan masih bisa berbuat kebajikan, lain halnya orang kaya harta baru sekali berbuat baik sudah dibilang banyak dan merasa puas, benarkah orang yang kaya akan masuk syurga, ingat sabda nabi saw, kelak disurga nabi kesyurga bersama orang-orang yang miskin, ketika akhir hayat sudah tidak meninggalkan harta dunia……….pesan Allah tidaklah Haq Allah kau lakukan karena nafsumu, yang mengakibatkan hidupmu bersama langit dan bumi bersama isinya akan rusak( almukminuuna.71